Sebagian besar masyarakat Indonesia
mendiami daerah pedesaan, maka itu pemerintah tidak hanya memusatkan
pembangunan di daerah perkotaan, tetapi juga berusaha melaksanakan pembangunan
ke pelosok pedesaan supaya bisa dinikmati dan dirasakan oleh seluruh lapisan
masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.
Sumatera Barat dalam upaya untuk
mengantisipasi tenaga kerja yang tidak terpakai di sektor pertanian, sangat mendorong
pertumbuhan usaha ekonomi baru, terutama disektor industri dan kerajinan
rakyat. Sektor industri yang berkembang di Kabupaten Agam masih dalam skala
usaha kecil dan menengah.Usaha industri tersebut didominasi oleh kegiatan
industri rumah tangga (home industri) berupa kerajinan sulaman, bordir,
konveksi, kerajinan perak, gula merah dan pengolahan makanan khas daerah yang
juga menunjang industri pariwisata. Khusus daerah Kamang Hilir salah satu
industri rumah tangganya adalah usaha kerupuk ubi.
Usaha kerupuk ubi di Nagari Kamang
Hilir merupakan suatu warisan tradisi ekonomi yang sudah dimulai sejak zaman
pendudukan Jepang dan berlangsung hingga saat ini. Namun perkembangannya mulai
terlihat sekitar tahun 2000-an, terlihat dengan meningkatnya warga masyarakat
yang menekuni usaha ini dari tahun ke tahun. Dahulu sebelum perkembangan usaha
ini, hanya beberapa jorong saja yang yang menekuninya, tapi saat ini usaha
kerupuk ubi sudah dapat kita temui disetiap Jorong yang ada di Kamang Hilir.
Kamang Hilir adalah satu daerah yang
ada diwilayah Timur Kabupaten Agam, sekitar 12 km dari Kodya Bukittinggi.
Kehidupan ekonomi masyarakatnya sangat bervariasi mulai dari bertani,
wiraswasta, pegawai, industri rumah tangga dan sebagainya. Dahulunya masyarakat
daerah ini sebagian besar adalah petani atau 70% dari jumlah penduduknya. Usaha
kerupuk ubi sudah menjadi tradisi ekonomi sejak dulu yaitu semenjak tahun 1940,
jauh sebelum Indonesia merdeka. Pada tahun 1940 tradisi ini hanya ditekuni
oleh beberapa orang saja, dan hanya usaha sampingan dalam peningkatan
pendapatan keluarga. Usaha utama bagi masyarakatnya tetap pada sektor
pertanian.
Usaha kerupuk ubi di Nagari Kamang
Hilir merupakan usaha skala kecil yang bersifat rumah tangga, karena hanya
dilakukan dirumah-rumah penduduk dan para pekerjanya berasal dari kalangan
keluarga atau kerabat mereka sendiri. Dengan para pekerja yang berasal dari
kalangan keluarga menyebabkan mereka harus berinteraksi dan berhubungan setiap
saat, sehingga disini akan terjadi hubungan sosial diantara keluarga dan
kerabat-karabat yang bersangkutan.
Untuk meningkatkan perkembangannya
usaha ini sudah terorganisir dengan baik dan dinaungi oleh suatu organisasi
yaitu Kelompok Tani Kenagarian Kamang Hilir demi kelancaran distribusi dan
pemasaran usaha ini. Selain di tingkat Nagari dan Kecamatan, pemasaran kerupuk
ini sudah sampai keluar daerah seperti Riau, Jambi, Jakarta, dan lain-lain.
Sebelum usaha kerupuk ubi ini
berkembang masyarakat di Kenagarian Kamang Hilir bekerja di sektor pertanian,
terutama wanita yang juga ikut bekerja disawah-sawah membantu mengolah lahan
pertanian baik sawah milik mereka sendiri ataupun sawah orang lain yang mereka
kerjakan dan hasilnya dibagi dua (disaduoan).
Pekerjaan disektor pertanian ini hanya
dilakukan oleh satu keluarga kecil atau keluarga inti saja, yaitu satu lahan
atau sawah dikerjakan oleh suami, isteri dan dibantu oleh anak-anaknya, jadi
pekerjaan ini tidak melibatkan kerabat mereka yang lain (keluarga luas). Namun
pada saat panen ada beberapa kerabat yang lain ikut membantu walaupun itu tidak
selalu terjadi.
Namun setelah berkembangnya usaha
kerupuk ubi di Nagari Kamang Hilir, baik secara sengaja maupun tidak sengaja
mengubah sistem sosial yang selama ini terjadi pada usaha pertanian, para
anggota keluarga luas bisa berkumpul dan berinteraksi setiap saat dikarenakan
alat produksi yang digunakan hanya satu untuk setiap keluarga luas, yang
merupakan bantuan dari Kelompok Tani Kenagarian Kamang Hilir, sehingga alat ini
bisa digunakan secara bersama-sama dalam satu keluarga luas.
Hal ini menyebabkan terjadinya
perubahan hubungan sosial dalam anggota keluarga luas dimana sebelumnya mereka
jarang berkumpul dan sibuk dengan keluarga mereka masing-masing, karena pada
umumnya mereka sudah memisahkan diri dari keluarga luas dan membuat sebuah
keluarga inti baru. Namun sekarang dengan usaha ini mengharuskan mereka untuk
bersama-sama membaur dengan anggota keluarga yang lain.
Sebelum usaha kerupuk ubi ini
berkembang, motivasi masyarakat Kamang Hilir bekerja hanya untuk memenuhi
kebutuhan sandang (makan). Namun seiring dengan perkembangan zaman sekarang ini
menyebabkan semakin kompleknya kebutuhan masyarakat. Dimana bukan hanya
kebutuhan sandang yang harus dipenuhi, tetapi juga kebutuhan lainnya seperti
kebutuhan untuk kelangsungan pendidikan anaknya, kebutuhan untuk memiliki rumah
sendiri, kebutuhan akan sarana hiburan, dan lain sebagainya. Untuk dapat
memenuhi kebutuhan tersebut, masyarakat termotivasi untuk memperbaiki taraf
hidupnya salah satunya dengan membuka usaha kerupuk ubi. Meskipun usaha kerupuk
ubi masih dalam skala kecil dan berbasis rumah tangga, namun usaha kerupuk ubi
di kenagarian Kamang Hilir telah berlangsung sejak tahun 1940-an atau semasa
pendudukan Jepang usaha ini sudah ada, yang berawal di jorong Koto Panjang
yaitu salah satu jorong yang ada di Kanagarian Kamang Hilir saat ini (Wawancara
dengan Ibu Nurbaya).
Usaha kerupuk ubi mempunyai peranan
yang cukup besar dalam perekonomian masyarakat, dan peranannya dalam
meningkatkan hubungan sosial yang terjalin antara pengusaha kerupuk ubi dengan
pekerja yang sebagian besar dari kalangan keluarganya sendiri ataupun tetangga
dekat, hubungan pengusaha dengan penyedia bahan baku, hubungan dengan pembeli
kerupuk ubi, serta dengan masyarakat setempat yang tidak terlibat langsung
dalam usaha ini. Yang tak kalah penting disini adalah peranan usaha kerupuk ubi
dalam mempertahankan tradisi ekonomi yang telah diwariskan dari generasi yang
terdahulu dalam usaha ini.
Perkembangan industri merupakan
konsekuensi logis pembangunan untuk kecepatan transformasi sosial ekonomi
masyarakat, terutama transformasi dibidang lapangan pekerjaan dan mempengaruhi
bidang-bidang lainnya. Seperti hubungan sosial dalam masyarakat, tingkat
pendidikan, penghasilan dan sebagainya.
Dengan adanya usaha kerupuk ubi
mengakibatkan perubahan dalam kehidupan masyarakat seperti perubahan dalam
pendapatan keluarga serta perubahan dalam hubungan sosial yang terjadi dalam
masyarakat seperti adanya hubungan ekonomi yang saling menguntungkan yang akan
membawa perubahan dalam hubungan sosial antar warga masyarakat dan perubahan
dalam hubungan sosial antar keluarga dan kerabat atau perubahan yang disebabkan
oleh faktor luar seperti banyaknya ilmu pengetahuan dan teknologi yang masuk
kedaerah ini.
Dengan adanya perubahan-perubahan
seperti yang telah dipaparkan diatas, maka dalam bentuk apapun selalu membawa
pengaruh bagi masyarakatnya. Munculnya usaha tersebut akan menimbulkan
pekerjaan baru serta memerlukan tenaga kerja yang baru, dalam hal ini yang
mendapat prioritas utama untuk mengisi lapangan pekerjaan tersebut adalah
penduduk sekitar usaha itu berada .